PERKEMBANGAN
PROCESSOR RISC DAN CISC
A.
Reduce
InstructionSet Computer (RISC)
Reduced
Instruction Set Computing (RISC) atau “Komputasi set
instruksi yang disederhanakan” pertama kali digagas oleh John Cocke, peneliti
dari IBM di Yorktown, New York pada tahun 1974 saat ia membuktikan bahwa
sekitar 20% instruksi pada sebuah prosesor ternyata menangani sekitar 80% dari
keseluruhan kerjanya.
RISC, yang
jika diterjemahkan berarti “Komputasi Kumpulan Instruksi yang Disederhanakan”,
merupakan sebuah arsitektur komputer atau arsitektur komputasi modern
dengan instruksi-instruksi dan jenis eksekusi yang paling sederhana. Arsitektur
ini digunakan pada komputer dengan kinerja tinggi, seperti komputer vektor.
Selain digunakan dalam komputer vektor, desain ini juga diimplementasikan pada
prosesor komputer lain, seperti pada beberapa mikroprosesor Intel
960, Itanium (IA64).
Ciri-ciri RISC
a. Instruksi berukuran tunggal
b. Ukuran yang umum adalah 4 byte
c. Jumlah pengalamatan data sedikit,
biasanya kurang dari 5 buah.
d. Tidak terdapat pengalamatan tak
langsung yang mengharuskan melakukan sebuah akses memori agar memperoleh alamat
operand lainnya dalam memori.
e. Tidak terdapat operasi yang
menggabungkan operasi load/store dengan operasi aritmatika, seperti penambahan
ke memori dan penambahan dari memori.
f. Tidak terdapat lebih dari satu
operand beralamat memori per instruksi
g. Tidak mendukung perataan sembarang
bagi data untuk operasi load/ store.
h. Jumlah maksimum pemakaian memori
manajemen bagi suatu alamat data adalah sebuah instruksi .
i.
Jumlah bit bagi integer register spesifier sama dengan 5
atau lebih, artinya sedikitnya 32 buah register integer dapat direferensikan
sekaligus secara eksplisit.
j.
Jumlah bit floating point register spesifier sama dengan 4
atau lebih, artinya sedikitnya 16 register floating point dapat direferensikan
sekaligus secara eksplisit
Fase Awal Perkembangan Prosesor RISC
·
Ide Dasar
Ide dasar prosesor RISC sebenarnya bisa dilacak dari
apa yang disarankan oleh Von Neumann pada tahun 1946. Von Neumann menyarankan
agar rangkaian elektronik untuk konsep logika diimplementasikan hanya bila
memang diperlukan untuk melengkapi sistem agar berfungsi atau karena frekuensi
penggunaannya cukup tinggi (Heudin, 1992 : 18). Jadi ide tentang RISC, yang
pada dasarnya adalah untuk menyederhanakan realisasi perangkat keras prosesor
dengan melimpahkan sebagian besar tugas kepada perangkat lunaknya, telah ada
pada komputer elektronik pertama. Seperti halnya prosesor RISC, komputer
elektronik pertama merupakan komputer eksekusi-langsung yang memiliki instruksi
sederhana dan mudah didekode. Hal yang sama dipercayai juga oleh Seymour Cray,
spesialis pembuat superkomputer. Pada tahun 1975, berdasarkan kajian yang
dilakukannya, Seymour Cray menyimpulkan bahwa penggunaan register sebagai
tempat manipulasi data menyebabkan rancangan instruksi menjadi sangat
sederhana.
Ketika itu
perancang prosesor lain lebih banyak membuat instruksi-instruksi yang merujuk
ke memori daripada ke register seperti rancangan Seymour Cray. Sampai akhir
tahun 1980-an komputer-komputer rancangan Seymour Cray, dalam bentuk
superkomputer seri Cray, merupakan komputer-komputer dengan kinerja sangat
tinggi. Pada tahun 1975, kelompok peneliti di IBM di bawah pimpinan George
Radin, memulai merancang komputer berdasar konsep John Cocke. Berdasarkan saran
John Cocke, setelah meneliti frekuensi pemanfaatan instruksi hasil kompilasi
suatu program, untuk memperoleh prosesor berkinerja tinggi tidak perlu
diimplementasikan instruksi kompleks ke dalam prosesor bila instruksi tersebut
dapat dibuat dari instruksi-instruksi sederhana yang telah dimilikinya.
Kelompok IBM ini menghasilkan komputer 801 yang menggunakan instruksi
format-tetap dan dapat dieksekusi dalam satu siklus detak (Robinson, 1987 :
143).
·
Prosesor RISC Berkeley
Kelompok
David Patterson dari Universitas California memulai proyek RISC pada tahun 1980
dengan tujuan menghindari kecenderungan perancangan prosesor yang perangkat
instruksinya semakin kompleks sehingga memerlukan perancangan rangkaian kontrol
yang semakin rumit dari waktu ke waktu. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa
implementasi instruksi yang kompleks ke dalam perangkat instruksi prosesor
justru berdampak negatif pemakaian instruksi tersebut dalam kebanyakan program
hasil komplikasi (Heudin, 1992 : 22). Apalagi, instruksi kompleks itu pada
dasarnya dapat disusun dari instruksi-instruksi sederhana yang telah dimiliki.
Rancangan
prosesor RISC-1 ditujukan untuk mendukung bahasa C, yang dipilih karena
popularitasnya dan banyaknya pengguna. Realisasi rancangan diselesaikan oleh
kelompok Patterson dalam waktu 6 bulan. Fabrikasi dilakukan oleh MOVIS dan
XEROX dengan menggunakan teknologi silikon NMOS (N-channel Metal-oxide
Semiconductor) 2 mikron. Hasilnya adalah sebuah chip rangkaian terpadu dengan
44.500 buah transistor (Heudin, 1992 : 230). Chip RISC-1 selesai dibuat pada
musim panas dengan kecepatan eksekusi 2 mikrosekon per instruksi (pada
frekuensi detak 1,5 MHz), 4 kali lebih lambat dari kecepatan yang ditargetkan.
Tidak tercapainya target itu disebabkan terjadinya sedikit kesalahan
perancangan, meskipun kemudian dapat diatasi dengan memodifikasi rancangan
assemblernya. Berdasarkan hasil evaluasi, meskipun hanya bekerja pada frekuensi
detak 1,5 MHz dan mengandung kesalahan perancangan, RISC-1 terbukti mampu
mengeksekusi program bahasa C lebih cepat dari beberapa prosesor CISC, yakni
MC68000, Z8002, VAX-11/780, dan PDP-11/70. Hampir bersamaan dengan proses
fabrikasi RISC-1, tim Berkeley lain mulai bekerja untuk merancang RISC-2. Chip
yang dihasilkan tidak lagi mengandung kesalahan sehingga mencapai kecepatan
operasi yang ditargetkan, 330 nanosekon tiap instruksi (Heudin, 1992 : 27-28).
RISC-2 hanya
memerlukan luas chip 25% dari yang dibutuhkan RISC-1 dengan 75% lebih banyak
register. Meskipun perangkat instruksi yang ditanamkan sama dengan perangkat
instruksi yang dimiliki RISC-1, tetapi di antara keduanya terdapat perbedaan
mikroarsitektur perangkat kerasnya. RISC-2 memiliki 138 buah register yang
disusun sebagai 8 jendela register, dibandingkan dengan 78 buah register yang
disusun sebagai 6 jendela register. Selain itu, juga terdapat perbedaan dalam
hal organisasi alur-pipa (pipeline) . RISC-1 memiliki alur-pipa dua tingkat
sederhana dengan penjeputan (fetch) dan eksekusi instruksi yang dibuat
tumpang-tindih, sedangkan RISC-2 memiliki 3 buah alur-pipa yang masing-masing
untuk penjemputan instruksi, pembacaan operan dan eksekusinya, dan penulisan
kembali hasilnya ke dalam register. Sukses kedua proyek memacu tim Berkeley
untuk mengerjakan proyek SOAR (Smalltalk on RISC) yang dimulai pada tahun 1983.
·
Prosesor RISC Stanford
Sementara
proyek RISC-1 dan RISC-2 dilakukan kelompok Patterson di Universitas
California, pada tahun 1981 itu juga John Hennessy dari Universitas Stanford
mengerjakan proyek MIPS (Microprocessor without Interlocked Pipeline Stages) .
Pengalaman riset tentang optimasi kompilator digabungkan dengan teknologi
perangkat keras RISC merupakan kunci utama proyek MIPS ini. Tujuan utamanya
adalah menghasilkan chip mikroprosesor serbaguna 32-bit yang dirancang untuk
mengeksekusi secara efisien kode-kode hasil kompilasi (Heudin, 1992: 34).
Perangkat instruksi prosesor MIPS terdiri atas 31 buah instruksi yang dibagi
menjadi 4 kelompok, yakni kelompok instruksi isi dan simpan, kelompok instruksi
operasi aritmetika dan logika, kelompok instruksi pengontrol, dan kelompok
instruksi lain-lain. MIPS menggunakan lima tingkat alur-pipa tanpa perangkat
keras saling-kunci antar alur-pipa tersebut, sehingga kode yang dieksekusi
harus benar-benar bebas dari konflik antar alur-pipa.
·
Chip-chip RISC galium Arsenida
Galium
Arsenida dapat digunakan untuk menggantikan silikon dalam beberapa rangkaian
terpadu untuk pemakaian khusus. Keunggulan bahan GaAs dibandingkan silikon
adalah ketahanannya terhadap radiasi, dan ketahanannya terhadap panas, serta
kecepatan mobilitas elektronnya. Karena elektron dapat bergerak lebih cepat
dalam bahan GaAs, maka chip yang dibuat dengan bahan ini berpotensi untuk
bekerja lebih cepat (Jonhsen, 1984 : 46; Robinson, 1990 : 251-254). Salah satu
kendala pengembangan chip berbahan GaAs adalah sulitnya penanganan bahan ini
dibanding dengan bahan silikon karena perancang belum banyak pengalaman dengan
bahan GaAs. Meskipun demikian, teknologi yang dikuasai saat ini telah
memungkinkan untuk membuat rangkaian terintegrasi dengan tingkat kerapatan
cukup tinggi untuk merancang prosesor RISC. Didorong oleh kebutuhan untuk
merancang prosesor berkecepatan tinggi dan tahan terhadap radiasi sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, maka DARPA
(Defense Advanced Research Projects Agency) memberikan dana kepada Texas
Instruments (TI), RCA, dan McDonnell-Douglas, untuk mengembangkan dan merancang
prosesor RISC dari bahan GaAs. Agar memiliki kinerja yang tinggi, DARPA
menghendaki unit prosesor sentral (central processing unit, CPU) dirancang
dalam chip tunggal, seperti prosesor MIPS yang pengembangannya juga dibiayai
DARPA. Ditargetkan prosesor tersebut akan dapat dijalankan dengan detak
berfrekuensi 200 MHz. Ini berarti target kecepatan kerjanya adalah 200 MIPS
(million instructions per second, juta instruksi per detik), karena pada
prosesor RISC satu instruksi dieksekusi dalam satu siklus detak.
Sistem yang
dipilih terdiri dari seperangkat chip, yakni, CPU, FCOP (floating point
coprocessor) , MMU (memory management unit) dan chace. Agar bisa merealisasi
CPU dalam satu chip, TI berupaya mengurangi rangkaian pengontrol sebanyak
mungkin untuk memberi lebih banyak tempat bagi register-register.
·
Prospek Arsitektur RISC di Masa
Mendatang
Perkembangan
menarik terjadi pada tahun 1993 ketika aliansi tiga perusahaan terkemuka, IBM,
Apple, dan Motorola memperkenalkan produk baru mereka yakni PowerPC 601, suatu
mikroprosesor RISC 64-bit yang dirancang untuk stasiun kerja (workstation) atau
komputer personal (Thompson, 1993 : 56-74). Menarik, karena kemunculan PowerPC
601 dimaksudkan untuk memberikan alternatif bagi dominasi prosesor CISC
keluarga-86 Intel dalam komputer rumahan. Popularitas prosesor keluarga-86
didukung oleh harganya yang murah dan banyaknya program aplikasi yang dapat
dijalankan dengan prosesor ini. Untuk itu, prosesor PowerPC dijual dengan harga
yang cukup bersaing dibandingkan dengan pentium, yakni prosesor buatan Intel
mutakhir saat itu (Thompson, 1993 : 64). Perkembangan teknologi emulasi yang
memungkinkan prosesor RISC menjalankan sistem operasi yang sama dengan prosesor
CISC keluarga-86 diperkirakan akan membuat prosesor RISC, terutama PowerPC 601,
banyak digunakan di dalam komputer-komputer personal (Halfhill, 1994 :
119-130).
B. CISC
(Complex Instruction-Set Computer)
Complex Instruction Set Computing (CISC) atau
kumpulan instruksi komputasi kompleks. Adalah suatu arsitektur komputer dimana
setiap instruksi akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti
pengambilan dari memori (load), operasi aritmatika, dan penyimpanan ke
dalam memori (store) yang saling bekerja sama. Tujuan utama dari
arsitektur CISC adalah melaksanakan suatu instruksi cukup dengan
beberapa baris bahasa mesin yang relatif pendek sehingga implikasinya hanya
sedikit saja RAM yang digunakan untuk menyimpan instruksi-instruksi tersebut.
Arsitektur CISC menekankan pada perangkat keras karena filosofi dari arsitektur
CISC yaitu bagaimana memindahkan kerumitan perangkat lunak ke dalam
perangkat keras.
Karakteristik CISC
Sarat informasi memberikan
keuntungan di mana ukuran program-program yang dihasilkan akan menjadi
relatif lebih kecil, dan penggunaan memory akan semakin berkurang. Karena CISC
inilah biaya pembuatan komputer pada saat itu (tahun 1960) menjadi jauh lebih
hemat.
Dimaksudkan untuk meminimumkan
jumlah perintah yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang
diberikan. (Jumlah perintah sedikit tetapi rumit) Konsep CISC menjadikan mesin
mudah untuk diprogram dalam bahasa rakitan.
Ciri-ciri CISC
a. Jumlah instruksi banyak
b. Banyak terdapat perintah bahasa
mesin
c. Instruksi lebih kompleks
Perbedaan RISC dengan CISC dilihat
dari segi instruksinya:
RISC ( Reduced Instruction Set
Computer )
·
Menekankan pada perangkat lunak, dengan sedikit transistor.
·
Instruksi sederhana bahkan single- Load / Store atau memory
ke memory bekerja terpisah
·
Ukuran kode besar dan kecapatan lebih tinggi
·
Transistor didalamnya lebih untuk meregister memori
CISC ( Complex Instruction Set
Computer )
·
Lebih menekankan pada perangkat keras, sesuai dengan
takdirnya untuk pragramer.
·
Memiliki instruksi komplek. Load / Store atau Memori ke
Memori bekerjasama
·
Memiliki ukuran kode yang kecil dan kecepatan yang rendah.
·
Transistor di dalamnya digunakan untuk menyimpan instruksi –
instruksi bersifat komplek.
DATA SHEET
SWITCH LAYER 2 DAN 3
A.
Data Sheet Switch yang berbentuk
Layer 2
Data sheet adalah data lembar kerja. Jaringan maksimum Network Uptime dan ketahanan antara lain:
-
Menyediakan paket-kerugian tercepat
perlindungan dan pemulihan dari gangguan Jaringan.
-
Fitur cepat, satu-ke tiga detik
stateful failover antara pengawas mesin berlebihan
-
Jual opsional, berlebihan, kinerja
tinggi Seri Cisco Catalyst 6500 Supervisor Engine 720, pasif
backplane, multimodule Cisco EtherChannel teknologi, IEEE link 802.3ad agregasi, IEEE 802.1s saja, dan Hot Standby Router Protocol /
Virtual Router
Redundancy Protocol (HSRP / VRRP) fitur ketersediaan tinggi.
-
Cisco Catalyst 6500 Series dengan
Cisco IOS Software Modularity meningkatkan efisiensi operasional dan meminimalkan downtime melalui infrastruktur
perangkat lunak
evolusi kemajuan. Dengan mengaktifkan modular IOS subsistem untuk berjalan dalam proses independen, inovasi ini:
-
Meminimalkan down time yang tidak direncanakan melalui proses
penyambuhan diri.
-
Menyederhanakan perubahan perangkat
lunak melalui subsystem In-Service Software
Upgrades (Issu).
-
Mengaktifkan tingkat proses, kontrol
kebijakan otomatis dengan mengintegrasikan Embedded Event Manager (EEM).
Integrated High-Performance Network Security dan ManajemenIntegrated
gigabit-per-detik modul layanan, disebarkan di mana perangkat eksternal tidak
akan layak, menyederhanakan manajemen jaringan dan mengurangi TCO. Ini
termasuk:
-
Gigabit Firewall: Menyediakan
perlindungan akses
-
High-Performance Intrusion Detection
System (IDS): Menyediakan perlindungan
instraction ducation.
-
Analisis Jaringan Gigabit Module:
Menyediakan infrastruktur yang lebih mudah
dikelola dan penuh Remote Monitoring (RMON) support.
-
High-Performance SSL: Menyediakan
kinerja tinggi, aman e-commerce
penghentian lalu lintas.
-
Gigabit VPN dan Standar-Based Keamanan
IP (IPSec): Dukungan internet dengan biaya lebih rendah dan intra-kampus
koneksi.
Layer 2:
paket data IP address dikirimkan oleh ethernet.
Data link, layer ini lebih menspesifikan pada
bagaimana paket data ditransfer data melalui media particular, atau lebih
dikenal sperti ethernet,hub, dan switches.
Content-dan-Aware Aplikasi Layer 2 Melalui 7 Switching Layanan :
Content-dan-Aware Aplikasi Layer 2 Melalui 7 Switching Layanan :
-
switching konten terpadu modul (CSM)
memberikan kinerja tinggi, kaya fitur firewall
server dan load balancing ke Cisco Catalyst 6500 Series, membantu untuk memastikan yang lebih aman dan lebih mudah
ditangani infrastruktur dengan kontrol belum pernah
terjadi sebelumnya
-
Integrated multi-gigabit SSL
percepatan, dikombinasikan dengan CSM, menyediakan kinerja tinggi solusi
e-commerce.
-
Integrated multi-gigabit CSMS
firewall dan memberikan yang aman, kinerja tinggi, solusi pusat data.
-
Software fitur-fitur seperti
Network-Based Application Recognition (NBAR) meningkatkan pengelolaan jaringan dan pengendalian pemanfaatan bandwidth
Scalable Kinerja.
-
Memberikan industri tertinggi
kinerja LAN switch, 400 mpps, didistribusikan menggunakan platform Cisco Express Forwarding.
-
Mendukung campuran dari Cisco
Express Forwarding implementasi dan switch-kain kecepatan untuk pengkabelan lemari yang optimal, jaringan inti, data
center, dan tepi WAN
penyebaran, serta jaringan penyedia layanan.
B.
Data Sheet Switch yang berbentuk
Layer 3
Layer 3 switching adalah istilah yang relatif baru, yang
telah diperpanjang oleh berbagai
vendor untuk menggambarkan produk mereka. Misalnya, satu sekolah menggunakan
istilah ini untuk menggambarkan IP routing cepat melalui perangkat keras,
sedangkan sekolah lain menggunakannya untuk menggambarkan Multi Protokol Lebih
dari ATM (MPOA).
Layer 3 switch router dengan cepat forwarding dilakukan
melalui perangkat keras. IP forwarding biasanya melibatkan pencarian rute,
decrementing Waktu Untuk Live (TTL) menghitung dan menghitung ulang checksum,
dan meneruskan frame dengan header MAC sesuai dengan port output yang benar.
Lookup dapat dilakukan di perangkat keras, demikian juga decrementing dari TTL
dan perhitungan kembali dari checksum. Router menjalankan routing protokol
seperti Open Shortest Path First (OSPF) atau Routing Informasi Protocol (RIP)
untuk berkomunikasi dengan lainnya Layer 3 switch atau router dan membangun
tabel routing mereka. Routing tabel ini dicari untuk menentukan rute untuk
paket masuk.